20 Maret jam 22:18
Kajian Jumat, 13 Rabiul akhir 1432 H / 18 Maret 2011 M

Oleh : Habib Quraisy bin Ali Aidid

Pengajian dimulai dengan pembacaan Al Fatihah dan dilanjutkan dengan Surat Yaasiin, Serta Maulid Simtud Dhurar yang disusun oleh Habib Ali bin Muhammad Al Habsy.

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah Swt, atas segala nikmat sehat, nikmat iman dan islam, sehingga kita dapat berkumpul kembali di majelis yang mulia ini. Semoga Allah Swt mencatat setiap langkah merupakan kebaikan, dan diampuni segala dosa yang telah kita perbuat.

Shalawat serta salam marilah sama-sama kita panjatkan kepada Junjungan Baginda Nabi Muhammad Saw, beserta keluarganya yang suci, dan para sahabat, serta sekalian umatnya yang setia mengikuti sunahnya. Semoga kita termasuk orang yang mendapatkan syafaat Rasulullah Saw, dan mendapatkan ridha Allah Swt dan Rasulnya.

Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih, kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara moril, materil, pikiran, tenaga, dan sebagainya, dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw kemarin. Semoga ini semua menjadi amal ibadah yang dicatat oleh malaikat dan menjadi bekal kita dalam rangka mendapatkan syafaat Baginda Nabi Muhammad Saw, dan digolongkan kedalam orang-orang yang mencintai Nabi Dan Rasul-Nya. Dan juga saya minta maaf atas segala kesalahan ataupun kekurangan, semoga menjadi ikhlas karena Allah Swt tanpa ada ganjalan di hati dikarenakan cinta kepada Rasulullah Saw.

Sebagaimana kita ketahui, bahwasannya banyak orang yang saleh menuangkan rasa cintanya kepada Rasulullah Saw. Mereka tidak mengandalkan amal ibadahnya, akan tetapi mereka senantiasa menambahkan rasa kecintaan kepada Rasulullah Saw. Maka dengan itu mereka menjadi orang yang mulia dihadapan Allah Swt.

Kemuliaan ini tidak hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad Saw saja melainkan juga terhadap umat terdahulu. Seperti salah satu umat Nabi Musa As yang senantiasa berbuat maksiat, namun disaat dia membaca kitab Taurat, apabila sampai pada bacaan nama Nabi Muhammad dia mendekapnya dengan rasa kerinduan. Berkat perilakunya tersebut Allah memuliakan orang tersebut dengan diampuni segala maksiat yang telah diperbuatnya.

Bahkan Allah menegaskan didalam Al Quran, “Katakanlah (Ya Muhammad) jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah Aku, niscaya Allah akan mencintaimu.” QS Ali Imran : 3. Mengikuti segala sunah Rasul adalah keharusan bila ingin dicintai oleh Allah Swt. Sampainya atau diterimanya segala amal ibadah, sampainya cinta kepada Allah Swt, pasti melalui wasilah atau perantaraan Baginda Nabi. Tanpa melalui wasilah beliau tak akan diterima bahkan bisa saja tertolak.

Dan marilah sama-sama kita didik anak-anak kita dengan mengikuti perkataan Habib Abdullah bin Alwi Al Attas, yaitu:

“Apabila engkau menghendaki anakmu cerdas dalam berpikir (tangkas) maka biasakan baginya banyak gerakan (kegiatan).”

Ajaklah anak-anak kita dengan kegiatan-kegiatan yang positif, berinteraksi antara sesama dalam sebuah kegiatan yang dapat membangkitkan atau membangun jaringan-jaringan otak dengan berkualitas sehingga dapat membuat daya pikirnya cepat berkembang. Seperti kegiatan memberikan santunan, hadir di majelis ta’lim, hadir peringatan Maulid Nabi dan sebagainya.

“Apabila engkau menghendaki bagi mereka kesehatan badannya maka biasakan bagi mereka bangun akhir malam.”

Bangun malam dalam rangka beribadah kepada Allah bermanfaat memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individu yang tangguh sehingga mampu menanggulangi masalah-masalah sulit dengan lebih stabil, dan tentunya membuat badan lebih sehat dibanding orang yang jarang bangun malam.

“Apabila kamu menghendaki bagi mereka supaya mata hatinya dan kepahamannya terbuka (bercahaya) maka biasakan bagi mereka makan sedikit (lapar).”

Berpuasa adalah menahan lapar dan haus di siang hari memiliki manfaat yang tidak sedikit. Selain membuat badan sehat, berpuasa juga membuat mata hati dan kepahaman terbuka. Hal ini disebabkan makanan memiliki senyawa-senyawa yang mempengaruhi sistim organ tubuh kita, terutama hati. Sebaliknya, banyak makan akan membuat kita kekenyangan yang membuat badan lemas dan malas beraktifitas.

“Apabila engkau menghendaki bagi mereka akhlak yang baik, maka lazimkan bagi mereka bersahabat dengan orang baik sambil menjaga dari perkumpulan yang buruk.”

Sahabat adalah orang yang paling berpengaruh terhadap diri anak, segala perilakunya, baik yang baik atau yang buruk akan mudah ditiru oleh anak. Maka penting bagi kita untuk mencarikannya sahabat yang baik dan menjaganya dari sahabat yang berperilaku buruk.

“Apabila kamu menginginkan dari mereka dan kebaktian dan kecintaan dan rasa kasihan diri mereka, maka usahakan supaya mereka menuntut ilmu bukan ditanah airnya, dan usahakan yang mengajarinya bukan engkau (orang tuanya).”

Menuntut ilmu di negeri orang, seperti di pondok pesantren dapat membuat perilaku anak jadi lebih mandiri dan dapat membuat perasaan lebih peka, sehingga timbul di hati mereka rasa bakti kepada orang tua, sebagai orang yang sangat berjasa bagi mereka, memiliki rasa cinta yang tinggi, dan rasa kasih terhadap diri sendiri maupun orang lain.

“Apabila engkau menghendaki menjadi anak / orang saleh, maka janganlah kamu agungkan (besar-besarkan) urusan dunia dihadapannya.”

Janganlah sekali-kali membesarkan urusan dunia dihadapan anak-anak kita, hal ini membawa pengaruh kepada jiwa mereka. Mereka akan menganggap urusan dunia adalah segalanya, sehingga harus dikejar dengan berbagai cara. Sebaliknya, besarkanlah urusan akhirat dihadapan mereka, agar mereka paham bahwa setelah kehidupan dunia ini ada lagi kehidupan yang lebih kekal, bahagia atau celaka di akhirat sesuai dengan amal yang dilakukan selama hidup di dunia ini.

Demikianlah beberapa perkataan nasehat dari Habib Abdullah bin Alwi Al Attas, semoga kita dapat mendidik anak-anak kita, menjadi anak yang saleh, yang berbakti kepada orang tuanya, agama, nusa, dan bangsa. Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb


| edit post
Facebook Widgets
Powered By Vistaprint